Rabu, 12 November 2014

Sekedar ingin menulis




Di ruang yang sunyi lelaki itu tetap kuat memegang pena kesayanganya!
Dengan Deary yang kian hari akan penuh dengan huruf huruf yang ia coba rangkai serapi mungkin.
Dengan bahasa harapan dan tujuan yang terangkum dalam puisi yang sederhana.

Dalam lembaran Deary itu, pernah lelaki itu menuliskan sepucuk surat untukmu.
Yang sampai saat ini masih juga tersimpan, malu ingin menyampaikanya padamu.

Di Deary itu,ada hempasan hasrat yang tertulis soal cinta yang dibisukan oleh hati.
Biak cinta padamu yang urung sempat di bisikan oleh angin.

Entahlah apa yang dirasakan olehnya ,rasa yang berkecamuk hanya membuatnya semakin kuat membuat jemarinya menorehkan tinta.

Pernah, pada suatu malam yang suram dituliskan nya takzim bait puisi yang beberapa kali menyebut namamu.
Sisa sisa rinai,yang merahasia belum juga genap tersampaikan.

Ah
Malang, nasib lelaki yang jalang.

Tuban 04 Nov 14.

Requiem untuk SUN

;suny isnaini

Kali ini bukan hanya bait bait manja yang tertata rapi dalam kehidupan mu yang akan menjadi suprise, saya rasa itu sudah basi. Namu janji suci yang telah aku persiapkan untukmu, janji ku kepada tuhan. Ini telah aku persiapkan semenjak benih benih cinta tumbuh lebat dalam hati.
Meski aku tau aku tak sebaik laki laki yang dulu pernah bersamamu. Ya laki laki yang mungkin tak akan pernah hilang dalam ingatan mu, lelaki yang amat sangat kau rindukan kedatanganya, namun itu hanyalah mimpi belaka. Sudahlah seharusnya aku tak mengingatkanmu tentangnya, ia kini sudah tenang dalam penjagaan tuhan.
Tak cukup lama rasa nya kita kenal, kau bagi kisah kepiluan itu dan aku hanya mampu menampung segala kepedihanmu berharap dan berdoa agar kelak kebahagiaan senantiasa menyertaimu.
Aku sangat bersyukur, baru kali ini aku mengenal sosok wanita yang ikhlas dalam menerima segala cobaan hidup, tak pernah telinga ini mendengar keluh kehidupanmu. Namun amat jelas aku tau, betapa keras kehidupan yang kau jalani menjadi satu porsi motivasi dari tuhan agar engkau menjadi sosok wanita yang kuat. Dan itu adalah suatu kebenaran yang baru aku lihat dari mu.
Sun, sungguh amat sering kau adalah tema yang kuperbincangkan kepada tuhan, entah apa yang kurasakan saat bersimpuh hanya namamu yang selalu aku ingat. Mungkin karena aku suka kepada mu. Hahaha cinta apa cinta? Apa kehebatan nya hingga aku dibutakan oleh nya.hingga. Setiap kesunyian ia hadir menjelma rindu rindu yang tak sopan datang mengusik hati, resah kadangkala tak kusadari ingin selalu pulas dalam pangkuan nya.
Tapi tenanglah; aku telah berjanji kepada tuhan bahwasan nya hanyalah dirimu yang senantiasa ku tunggu. Entah tuhan punya rencana lain itu tak jadi persoalan buatku.
Tuban 23 Oktober 2014

Pagi (Anonymous)


Ada yang ku sebut namanya; namun tetap saja tuli entahlah sunyi tak berbunyi lagi atau bahkan Mati.


Tuban 11 Nov 14