Di ruang yang sunyi lelaki itu tetap kuat memegang pena kesayanganya!
Dengan Deary yang kian hari akan penuh dengan huruf huruf yang ia coba rangkai serapi mungkin.
Dengan bahasa harapan dan tujuan yang terangkum dalam puisi yang sederhana.
Dalam lembaran Deary itu, pernah lelaki itu menuliskan sepucuk surat untukmu.
Yang sampai saat ini masih juga tersimpan, malu ingin menyampaikanya padamu.
Di Deary itu,ada hempasan hasrat yang tertulis soal cinta yang dibisukan oleh hati.
Biak cinta padamu yang urung sempat di bisikan oleh angin.
Entahlah apa yang dirasakan olehnya ,rasa yang berkecamuk hanya membuatnya semakin kuat membuat jemarinya menorehkan tinta.
Pernah, pada suatu malam yang suram dituliskan nya takzim bait puisi yang beberapa kali menyebut namamu.
Sisa sisa rinai,yang merahasia belum juga genap tersampaikan.
Ah
Malang, nasib lelaki yang jalang.
Tuban 04 Nov 14.